By : Dr. Dede Jajang Suyaman, MM
Seorang Islam mendapat aspirasi dari 6 (enam) komponen iman dan 5 (Lima) unsur kegiatan islam yang di dalam agama (islam) dikenal dengan Rukun Iman dan Rukun Islam. Rukun Iman dan Rukun Islam mula pertama dipresentasikan oleh nabi Muhammad SAW kira-kira antara tahun 622-624 Masehi di hadapan para sahabatnya di Mesjid Madinah (Yatsrib). Kehidupan para sahabat nabi terutama yang menghayati ketika Rukun Iman dan Rukun Islam itu di presentasikan dan dinyatakan oleh beliau sebagai intisari ajaran agama islam yang tercantum dalam Al-Quran, maka mereka hidup sesuai dengan tuntunan tersebut dalam arti yang seluas penghayatan mereka. Akan tetapi ketika islam sampai ke Indonesia dengan aneka pengaruh yang masuk dalam hati dan jiwa mereka, maka Rukun Iman dan Rukun Islam tersebut hanya mempunyai kedudukan yang memfokuskan pada usaha merefleksikan pengabdian kepada Allah SWT dalam arti yang khusus oleh macam-macam Doktrin baik yang berasal dari agama islam maupun yang berasal dari luar islam. Jarang Sekali, kalau tidak dikatakan tidak pernah- Rukun Iman dan Rukun Islam itu dipersepsikan dengan - selain sebagai ibadah- metode pendidikan, kemasyarakatan, ekonomi, program kehidupan dan lain-lain. Karena itulah maka Rukun Iman dan Rukun Islam sekan-akan dibelenggu oleh wilayah yang sempit dan tidak dapat beroperasi membangunkan umatnya ke daerah-daerah yang luas, seluas penciptanya (Allah SWT).
Gagasan pembentukan Komunitas para Mahasiswa Wirausaha ini amat penting untuk dikaji dan dilaksanakan bagi Indonesia khususnya di Sumedang yang saat ini sedang dilanda krisis multidimensi, yakni krisis ekonomi, krisis sosial dan krisis kepercayaan. Diharapkan akan tercipta kembali nilai-nilai manusia yang luhur, yakni nilai keadilan, nilai kemuliaan, nilai kejujuran, nilai kebenaran dan nilainilai yang sesuai dengan anugrah suara hati yang keyakinan akan jati diri sejati yang bisa melahirkan suatu prinsip dan karakter bangsa yang didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan, dimana pada akhirnya akan bisa memberikan kemajuan serta keberhasilan duniawi dan ukhrowi secara bersamaan.
Bangsa kita harus mampu dan siap menghadapi tantangan New Economy Era (ekonomi baru) dalam kondisi global yang tumbuh berkembang melalui ide, trust (kepercayaan) dan networking (jaringan). Ide yang sehat adalah ide yang didorong dan disadari oleh prinsip-prinsip yang menyatu dengan nilai mulia ketuhanan, sehingga akan menghasilkan suatu kepercayaan yang utuh dan jaringan yang solid dalam satuu kesatuan prinsip yang benar dan fitrah.
Pandangan Islam tentang usaha :
Bahwa atara usaha dan hasil adalah hal yang tidak terpisahkan. Manajemen dapat menentukan target hasil ideal atau target hasil yang diharapkan. Akan tetapi manajemen tidak menjangkau falsafah hubungan antara hasil dan usaha. Hubungan antar usaha dan hasil lebih banyak dibicarakan oleh filsuf dan negarawan. Dalam hal ini Islam memandang bahwa anatar upaya dan hasil bukanlah merupakan suatu kepastian seperti halnya dunia barat. Islam memandang bahwa hubungan antara keduanya tidak sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tetapi Allah SWT turut menentukanya. Tugas manusia sepenuhnya adalah melakukan upaya maksimal, sebagai perwujudan “Ibadah” kepada Allah SWT.
Bahwa usaha menurut islam tidaklah terbatas. Hal ini dilambangkan dengan kisah Nabi Sulaiman a.s yang meninggal dalam keadaan berdiri. Bahkan, manusia dan jin pun tidak mengetahui bahwa beliau telah lama wafat. Ini adalah simbol penting ketidak terbatasan usaha manusia dalam pandangan Islam. Nabi Sulaeman a.s yang sangat kaya raya tetap kerja keras dengan semangat membara hingga akhir hayatnya. Ridho Allah, itulah kata kunci etos kerja dalam islam bukan semata pada hasil dunia yang fana. Pemikiran ini adalah landasan untuk menciptakan etos kerja yang tidak terbatas.
Kita butuh solusi konkrit bagi dunia usaha Indonesia yang sedang mengalami tantangan semangat besar dan berkepanjangan saat ini, yaitu upaya pembangunan kualitas sumberdaya manusia, kepemimpinan dasar-dasar manajemen dan etika berbisnis yang menjunjung tinggi profesionalisme.
Salah satu penyebab dari krisis ekonomi di indonesia yang sekarang kita hadapi adalah berpangkal pada mutu sumberdaya manusia itu sendiri. Telah terbukti sekarang bahwa perilaku dan etika berwirausaha telah jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dan nilai kebenaran yang hakiki, yang terjadi adalah berlakunya “Hukum Rimba Bisnis” yang sangat tidak manusiawi, yang kuat memakan yang lemah dan berorientasi jangka pendek semata. Hukum Rimba ini mengakibatkan terganggunya keseimbangan tatanan ekonomi, sosial, budaya dan politik secara meluas dan sangat dalam, yang akhirya berujung pada “keterpurukan” yang kita rasakan sekarang.
Adanya harapan hal yang mampu mengangkat kembali “Nilai-nilai luhur” dan inti ajaran manajemen, inti kepemimpinan dan etika berbisnis atau bahkan etika berpolitik. Pemikiranya adalah berlandaskan atas kontrol internal, kesadaran akan adanya Tuhan Yang Maha melihat dan Maha Mendengar.
Saya meyakini pendalaman etika Muhammad SAW tidak hanya menjadi tauladan dikalangan ulama saja, tetapi bisa dijadikan sebagai pegangan para praktisi bisnis, dan kaum profesional dalam upaya meraih keberhasilan, baik secara ekonomi dan spiritual dalam satu kesatuan yang saling mendorong dan mengikat, yang akan lebih menciptakan kultur ekonomi yang sehat secara jangka panjang dan berkesinambungan. Keberhasilan Wirausaha yang telah dicontohkan Muhammad SAW bagi para usahawan dan para profesional untuk mau mempelajari dan mengkaji, karena contoh-contoh perilaku tersebut merupakan contoh perilaku didukung kajian para pakar internasional yang bersifat universal.
Sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan muhammad sebagai pedagang ini banyak diungkapkan dalam Muhammad sebagai pedagang karya Afzalurrahman. Sebelum ini sudah banyak literatur mengungkapkan ketokohan Muhammad sebagai Negarawan, Pemimpin Umat, Pemimpin militer. Ada pula buku membahas Muhammad sebagai tokoh nomor satu dari 100 tokoh yang diceritakan, seperti yang ditulis oleh Michael Hard. Keistimewaan buku ini ialah membandingkan Muhammad dengan sejumlah tokoh besar dunia dan menyusun rangkingnya dan menurut buku ini, Mahammad merupakan tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah.
Dengan munculnya buku Muhammad as a Trader, membuka wawasan baru, terutama bagi umat islam, agar lebih menekuni lagi dunia bisnis, dengan mengikuti suri tauladan yang telah dicontohkan Muhammad sebagai seorang pedagang sebelum beliau diangkat menjadi Rasul. Beberapa komentar yang didapati mengartikan dan memiliki nilai khas yang selayaknya dimiliki oleh semua pelaku bisnis dan hal ini merupakan acuan alternatif. Segala pengalaman hidup Rasullah SAW mengandung nilai-nilai luhur dalam hidup dan kehidupanya termasuk dalam cara berbisnis yang jujur dan dapat dipercaya (Amanah).
Ungkapan-ungkapan kejujuran Muhammad dalam berbisnis dikutif dari asli paragraf : Muhammad did his business dealing honestly and fair and never gave any chance to his costumer to complain. He always kept his promise and delivered an time the goods of the quality mutually agreed betwen the paties. His reputation as an honest and truthful trader was well - established while he was still in his early youth. He always showed a great sense of responsibility and integrity in dealing with other people.
Demikianlah sifat-sifat yag dimiliki Rasulah tercermin dalam kegiatan beliau dalam berbisnis, diungkapkan pula oleh Syafii Antonio dengan temanya Prophetic Values of Business and Management :
1. Siddiq, benar, nilai dasarnya adalah integritas, nilai-nilai dalam bisnisnya berupa jujur, ikhlas, tercermin, keseimbangan emosional;
2. Amanah, Nilai dasarnya terpercaya dan nilai-nilai dalam bisnisnya ialah adanya kepercayaan, tanggung jawab, transparan, tepat waktu;
3. Fathonah nilai dasarnya ialah memiliki pengetahuan luas, nilai-nilai dalam bisnis ialah memiliki visi, pemimpin yang cerdas, sadar produk dan jasa, serta belajar berkelanjuta;
4. Tabligh, nilai dasarnya ialah komunikatif dan nilai bisnisnya ialah supel, penjual yang cerdas, deskripsi tugas, delegasi wewenang, kerja tim, koordinasi ada kendali dan supervisi;
5. Ada satu sifat lagi yang lupa dan perlu ditambah yaitu syaja”ah, artinya beranim nilai bisnisnya, mau dan mampu mengambil keputusan, menganalisa data, keputusan yang tepat dan cepat tanggap.
Kutipan diatas menyatakan bahwa muhammad menjalankan bisnisnya sangat fair dan profesional, tidak pernah ada langganannya yang mengeluh atau komplain. Dia selalu memegang janji, menepati agreement, mengirim barang tepat waktu dan sesuai mutu, Reputasinya sebagai pedagang yang jujur sangat dikenal dan bertanggung jawab dan penuh integritas berhubungan dengan orang lain. Sifat-sifat dasar ini sangat mempengaruhi perilaku Muhammad dalam berbisnis, sehingga dapat membawa sukses dalam berbisnis. Ini merupakan suritauladan yang dapat diikuti agar bisnis yang digeluti dapat berkembang dengan baik.