Translate

Sabtu, 15 April 2017

Tourism Minister Supports Opportunities to Develop Tourism Potential (In Jatigede Enchantment Festival Opening Event)

Together with the Minister of Tourism of the Republic of Indonesia, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Si,

Tourism Minister Arief Yahya, provide support for academics in conducting the study on the tourism potential in each village. Jatigede tourist development in a planned and organized. To make it happen, will have a model village for the construction of a tourist village. The tourist village, among them include water tourism, culinary, crafts, and fashion.


Indonesia's parliament member of Commission XI, H. Doni Ahmad Munir

The development potential of the creative economy genuine local products in rural communities in introducing student. Indonesia's parliament member of Commission XI, Doni Ahmad Munir explains, to grow the economy Jatigede society requires a strong commitment. Part of its commitment, by optimizing the determination and efforts to develop tourism in Sumedang West Java. Jatigede construction, expected to be a potential tourist spot.





Rabu, 23 November 2016

The 41 Conference of Federation of ASEAN Economist Association

FOUR PILLARS OF ASEAN ECONOMIC COMMUNITY : Implementations, Prospect and Challenges (Yogyakarta, central java, indonesia. 23-25 Nopember 2016)



Rabu, 28 September 2016

SEMINAR NASIONAL & SIDANG PLENO ISEI XVIII

"MEREALISASIKAN POTENSI SEKTOR PARAWISATA UNTUK PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN"

Gorontalo, 28-30 September 2016
Penyambutan Oleh Panitia ISEI Gorontalo di Bandar Udara Jalaludin Gorontalo



Pameran Industri Kreatif Gorontalo di Campus Universitas Negeri Gorontalo, di buka oleh Bapak Menteri Koordinator Ekonomi Republik Indonesia, Dr. Darmin Nasution

Pemaparan Materi seminar oleh : prof. Dr. Mari E Pangestu (Guru Besar FEUI) Didin Djunaedi (ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi)

Kamis, 14 Juli 2016

Buku "Manajemen Kewirausahaan Masyarakat Desa"

Selama ini, proses pembangunan dan pola pemberdayaan desa umumnya menciptakan ketergantungan. Sehingga desa tidak tumbuh menjadi desa yang mandiri dalam mengurus dan mengelola sumber daya dan potensi yang dimilikinya, termasuk jaringan sosial yang telah tumbuh dan berkembang di desa. Kekuatan dari potensi jaringan sosial, seperti semangat kegotong-royongan dan kepercayaan (trust) belum dapat dioptimalkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi desa. Untuk mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat desa, seperti : terbatasnya peluang kerja, struktur sumber daya ekonomi yang kurang beragam, keterbatasan pendidikan, keterampilan, peralatan dan modal. Sejumlah keterbatasan-keterbataan tersebut di atas sejatinya dengan pembentukan dan pemanfaatan jaringan sosial ekonomi merupakan strategi adaptasi yang paling efektif dan utama melalui manajemen kewirausahaan masyarakat desa.
Adahal yang harus diambil secara normatif, kerjasama antar desa maupun kerjasama dengan pihak ketiga telah diatur dalam UU Desa No.6 tahun 2014. Desa dapat mengembangkan kerjasama meliputi; pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh desa untuk mencapai nilai ekonomi yang berdaya saing, kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan desa, prinsipnya kerjasama dikembangkan untuk memanfaatkan potensi desa dan mengatasi kekurangan dari sumber daya alama dan sumber daya manusia di desa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa. Kerjasama ini harus dilakukan dalam prinsip saling menguntungkan dan memandirikan masing-masing desa.

“Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya Desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri”
(Lyrik lagu Desa, Iwan Fals)
 


“Kalau Indonesia ingin maju yang harus diperhatikan adalah Desanya, Potensi terbesar di Indonesia banyak beredar di pedesaan”

Penyerahan Buku "Manajemen Kewirausahaan Masyarakat Desa"
Bersama :  Drs. H. Herman Suryatman, M.Si
(Kepala Biro Hukum,  Komunikasi dan Informasi Publik, 
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara RI)  
Dr. H. Harry Suderadjat, M.Pd (Ketua Yayasan Arrafi Bandung)


Penyerahan Buku "Manajemen Kewirausahaan Masyarakat Desa"
Bersama :   Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga. S.IP M.Si
(Guru Besar Hubungan Internasional FISIP Unpad)

Senin, 18 April 2016

CENTRE FOR MALAYSIAN CULTURE HERITAGE, ART AND CRAFT

CENTRE FOR MALAYSIAN
CULTURE HERITAGE, ART AND CRAFT

 Jalan Hang Kasturi, 50050 Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan, Malaysia

Built in 1888, Central Market started off as a busting wet market, it has now transformed into chaming lares conductive shopping ambience displaying the best of malaysian culture, heritage, art and craft.

With more than 350 shop and kiosts in a bazaar like concept, shoppers can relish Malaysian handycraft, batik, souvenirs, antiques and collectables. They can also enjoy craftmaking demontrations, art painting by local artistic in the dancer during cultural shows and savour traditional cuisine and snack. As s must-visit destination, here is always someting to indulge and experience at Central Market.


Senin, 04 April 2016

Semangat para Pengusaha Muda Di Pulau Dewata

Bali sudah sejak lama di kenal orang di berbagai negara, tempatnya lebih terkenal dibanding dengan nama negaranya. Era tahun 1960an sampai tahun 1980an namanya di kenal, era 1990 sampai sekarang peran pemerintah ikut promosi membesarkan dan mempromosikan bali atau lebih dikenal pulau dewata ini sebagai tempat tujuan wisata dunia. Bali merupakan wilayah tengah Negara Republik Indonesia.
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain. Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur. Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar. Nusa Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak di Kabupaten Klungkung
Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.

Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Bali)
Tarian Bali yang masih tetap dilestarikan

Pakaian Adat Bali masih tetap lestari

Peran masyarakat lokal dan pendatang Bisnis di Bali
Dibalik tempat wisata yang mengundang banyak wisatawan berdatangan untuk menikmati alamnya, tak terlepas dari adanya semangat kaum pribumi asli suku bali yang ikut menyukseskan mendukung dengan gerakan wisata di bali. Kaum suku Bali mayoritas beragama hindu ini masih tetap mampu mempertahankan dan mengembangkan budaya, jadi semakin membuat nyaman para turis domestik dan mancanegara. Warga bali yang moderat mampu menyesuaikan situasi dimulai dengan mempelajari bahasa asing sebagai alat komunikasi, sampai dengan pengembangan wirausahanya tanpa meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal bali. Pada kesempatan kali ini saya diberikan kesempatan bertemu dengan pengusaha bali (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) wilayah Provinsi Bali.
Para pengusaha lokal Bali begitu kratif dan inovative dalam mengebangkan bisnisnya, mulai dari pendidikan bahasa asing, pendidikan wirausaha dan pendidikan pengembangan wilayah.
            Ada gula ada semut begitu pepatah mengatakan, begitu pula yang terjadi di bali. Banyaknya wisatawan internasional dan lokal, mengundang banyak pembisnis yang berdatangan berasal dari luar pulau bali (sumatera dan jawa) mendominasi para pelaku bisnis yang ikut turut serta maramaikan bisnis di pulau bali.

Bersama Ketua Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) BPC Kota Denpasar


Bersama Ketua Himpunan Pengusaha Muda Kabupaten Badung, Prov Bali
dan
Pengusaha asal Jawa Barat yang berbisnis di Bali 


Pasar Seni SUKAWATI 
Bertahan sebagai simpul bisnis masyarakat Bali 
Mengenalkan keunggulan potensi ekonomi Bali



Rabu, 16 Maret 2016

Melalui kegiatan Kuliah Kerja Usaha Menumbuhkan Kemandirian dan Kreativitas Mahasiswa

Pelaksanaan Gelar Produk Hasil KKU

Dasar Hukum :
1.   Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2.     Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
3.    Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi;
4.   Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi.

Maksud dan tujuan penyelenggaraan Kuliah Kerja Usaha :
Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan Kuliah Kerja Usaha ini yang selanjutnya di singkat dengan KKU merupakan program pengabdian kepada masyarakat khususnya bidang yang dilaksanakan sesuai dengan jurusan yang ada pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sebelas April Sumedang, yaitu ada 3 (tiga) konsentrasi saja : Manajemen Sumberdaya Manusia, Manajemen Pemasaran dan Akuntansi. Para mahasiswa yang mengikuti KKU tersebut posisi pada semester 5 (lima).

Out Put yang diharapkan :
Mahasiswa mandiri dan kreative secara ilmiah setelah ditempatkan ditiap desa perkelompok yang terdiri dari rata-rata 10 (sepuluh) mahasiswa.

Out come yang diharapkan :
Adanya sinergi secara ilmiah antara kebijakan pemerintah dengan visi dan misinya STIE sehingga terbentuk sinergitas dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat pedesaan.

Waktu :
Pelaksanaan kegiatan KKU ini selama 4 (empat) minggu dengan diakhiri kemampuan tiap kelompok mempresentasikan dan mampu membuat analisis pemberdayaan masyarakat desa dibidang ekonomi.

Agenda Kegiatan Selama melakukan KKU mahasiswa :
1.    Minggu pertama : Pemetaan Sosial Ekonomi secara ilmiah;
2.    Minggu Kedua : Penentuan Potensi Ekonomi Pedesaan secara ilmiah;
3.    Minggu Ketiga : Pembinaan Potensi Ekonomi Pedesaan secara ilmiah;
 4. Minggu Keempat : Presentasi dan Gelar Produk Ekonomi Pedesaan secara 


Kegiatan dapat dilihat pada :

http://cilopanghandicraft.blogspot.co.id/